Minggu, 17 Februari 2013

Bertautnya Langit dan Bumi




Pernah membayangkan darimana asal terbentuknya langit dan bumi? Atau pernah berpikir mengapa bumi ini dilingkupi oleh langit? Bumi yang luas. Langit jauh lebih luas. Di antara keduanya pun ada ruang yang begitu luas. Tapi, tahukah ABGers semua bahwa keduanya pernah saling bertautan alias bersatu padu? Ssstt…ini bukan bualan atau khayalan semata. Gak percaya?? Okelah kalau begitu, simak aza bahasan kita berikut ini.
Dalam ilmu astronomi (awas ketuker ya…bukan astrologi lhoJ) alam semesta terbentuk sejak sekitar 18 miliar tahun yang lalu, jauh sebelum terjadinya ledakan kosmis dari sebuah titik singularitas. Tahu istilah Big Bang kan?? Yap, itulah ledakan yang mengawali terlahirnya alam semesta sekitar 13.7 miliar tahun lalu. Terdapat tiga acuan untuk mendeteksi terjadinya ledakan kosmis tersebut. Prof. Jean Claude Batelere dari College de France mengemukakan ketiganya sebagai elemen kimia (chemical element) tertua, klaster bintang (globula cluster) tertua, dan bintang kurcaci putih (white dwarf star) tertua di jagat raya.  Proses dari sebuah titik singularitas sampai menjadi suatu ledakan dahsyat kosmis ternyata membutuhkan waktu kurang lebih 4.3 miliar tahun. Masa ini hampir sama dengan umur Planet Bumi, yaitu sekitar 4.56 miliar tahun.
Teori yang dikemukakan di atas, mulai dibesut sejak tahun 1930-an oleh George Gamow dan pada 1980-an oleh Stephen Hawking. Keduanya sepakat bahwa alam semesta awalnya tersusun dari sebuah titik yang sangat rapat, padat, dan panas, yang disebut titik singularitas. Titik singularitas ini adalah titik yang tidak terdefinisikan. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, dari titik inilah Big Bang terjadi dan membentuk atom-atom hydrogen (H), helium (He), proton, electron, dan neutron. Bintang-bintang, proto-proto galaksi, galaksi-galaksi, dan quasar kemudian juga mulai terbentuk. Semuanya terkendali dalam jaring-jaring gravitasi yang sudah terbentuk sejak awal, sebelum ledakan kosmis tersebut. Teori ini membenarkan asumsi bahwa dahulu bumi dan langit pernah berpadu dalam satu titik lantas kemudian terpisahkan.

ALLAH MAHA MENGABULKAN





Tiada yang lebih dekat dengan diri kita selain Alloh SWT, urat leher kita sekalipun. Tiada yang lebih mencintai kita selain Alloh SWT, diri kita sekalipun. Alloh SWT, Rabb kita yang Maha segala-galanya, mengetahui semua yang kita butuhkan, tanpa sempat kita katakan. Lihatlah betapa Alloh memberikan segala yang terbaik untuk kita meski kadang kita merasa yang sebaliknya. Padahal, hanya saja kita yang belum mampu melihat ke dalam hakikatnya.
Karena Alloh begitu dekat dengan kita, Dia mengabulkan setiap doa yang kita panjatkan kepadanya. Berdoalah! Berdoalah sebagaimana Alloh menganjurkan kita untuk berdoa. Mintalah apa saja kepada Alloh dengan sebaik-sebaik sikap layaknya hamba. Bukan karena Alloh butuh kita puja, bukan! Tapi karena kita yang membutuhkanNYA, sebaik-baik Pemelihara.
Doa memupuskan kesombongan. Doa-lah yang menjadi pembeda antara hamba yang pongah dengan yang berserah. Doa dapat mengubah takdir yang Alloh tetapkan. Bahkan doa sanggup membuat suatu takdir tergantikan dengan takdir lain yang lebih baik. Doa, akan memperjelas posisi kita sebagai hamba dan Allah sebagai Rabb yang menciptakan. Laa haula walaa quwwata illa billahi 'aliyyil 'adhim.
Berdoalah hanya kepadaNYA Yang Maha Mengabulkan. Jangan menyerah hanya dengan satu dua kali berdoa. Teruslah berdoa. Biarkan doa-doa itu terbang menggapai langit, melewati sisi-sisi awan, menembus pintu syurga hingga sampai pada ‘Arsy-NYA.