9/11/2011 | 12 Dhul-Hijjah 1432 H | 1.244 views
Oleh: Al-Ikhwan.net
Thullabi adalah sebuah khazanah dan komunitas pemuda yang progresif, mengajak Anda meretas jalan kebangkitan umat dalam fikrah dan pergerakan yang dinamis, dalam dakwah dan kesadaran dengan berprinsip pada manhaj Islam yang shahih.
Guru! Apa yang masih menarik dari sebutan ini di saat umat mengalami keterpurukan moral? Ketahuilah, Hasan Al Bana, sang pendiri Ikhwanul Muslimun, menjadikan kata “guru” sebagai predikat akhir dari perjuangannya. Beliau menggariskan bahwa tujuan akhir dari murotibul amal yang disusunnya adalahustadziyatul’alam; menjadi guru peradaban. Tujuan akhir ini memang tidak lebih sering diucapkan dibanding tujuan-tujuan antaranya. Namun di masa depan, kata “guru” secara proporsional harus dikembalikan kewibawaannya. Hingga segenap aktivis harakah memahami benar tujuan hakiki dari tertib amal yang sedang ditekuninya.
Perbincangan seputar wacana guru juga akan segera mengingatkan para aktivis harakah tentang inti sebuah peradaban; manusia. Lebih khusus lagi wacana ini akan membentangkan betapa luasnya lahan pembinaan generasi muda, dan betapa masih jauhnya perjalanan dakwah untuk itu. Bagaimanapun istimroriyatudda’wah (kesinambungan dakwah) amat sangat tergantung pada keberhasilan guru-guru yang mampu mewariskan sifat-sifat kenabian dari generasi ke generasi. Kemanakah guru-guru di jajaran harakah Islamiyah seharusnya membidik barisan inti perjuangannya? Jawabnya adalah ke kaum terpelajar. Merekalah SDM (Sumber Daya Manusia) strategis peradaban di zaman ini. Mereka pulalah yang potensial mengemban misi kenabian di masa-masa yang akan datang. Mereka katakanlah, semacam “nabi kolektif” yang memberi pengharapan terhadap umat tentang masa depan yang cerah.
Buku setebal 249 halaman ini kebetulan mengisahkan tentang bagaimana sebuah perubahan diusung oleh elit terpelajar yang disebutnya sebagai “thullaby.” Kisah tentang bagaimana sifat-sifat kenabian itu diwariskan melalui sebuah manajemen dakwah di kalangan generasi muda terpelajar. Buku ini mengukuhkan amal thullaby (dakwah kampus) sebagai lingkaran dakwah pertama yang menjadi inti harakah islamiyah — kemudian amal mihany (dakwah profesi) dan akhirnya amal siyasi (dakwah partai politik). Urut-urutan amal ini seolah telah menjadi khittah perjuangan dunia Islam yang tengah mengalami keterpurukan semenjak runtuhnya Kekhalifahan Turki Utsmani di awal abad 20.
Tesis tentang elit terpelajar sebagai anashiruttaghyir (agent of change) memang bukan hanya milik dunia Islam. Perubahan di berbagai negeri di seganjang abad 20 telah menjadikan kaum terpelajar secara historis sebagai dalil perubahan. Meski bukan satu-satunya kekuatan perubah namun elit dari sebuah pergerakan mestilah kaum terpelajar. Di Indonesia, fenomena lahirnya kaum terpelajar di berbagai perguruan tinggi telah mendorong lahirnya organ-organ pergerakan kemerdekaan di awal abad 20. Tokoh-tokoh penting pergerakan itu kemudian menjadi foundingfathersRepublik Indonesia. Seorang Indonesianis menyebut lahirnya kaum terpelajar di perguruan tinggi-perguruan tinggi itu sebagai elit modern. Istilah elit modern sesungguhnya menandai pengaruh gelombang modernisasi di dunia Islam. Kepemimpinan tradisional yang semula dipegang oleh kaum bangsawan dan kaum ulama bergeser ke model kepemimpinan baru yang berasal dari perguruan tinggi-perguruan tinggi modern. Seiring dengan itu wacana kenegaraan pun berubah di dunia Islam. Ketika satu per satu dunia Islam membebaskan diri dari penjajahan Barat dan kemudian memerdekakan diri, bermunculanlah negara-negara modern dengan warna Barat yang sekuler. Sepintas penjajah Barat telah berhasil menyapih negeri-negeri jajahannya untuk merdeka dengan model kepemimpinan dan negara modern ala Barat yang sekuler. Namun wacana kemoderenan di sisi lain ternyata mengandung sunnah-sunnah kehidupan yang objektif, yang apabila ditafsirkan sebagai hukum-hukum kekuatan dan kemajuan sebuah peradaban menjadi sesuatu yang bisa diadopsi dan diadaptasi ke dalam dunia Islam. Perdebatan tentang wacana ini misalnya telah melahirkan berbagai pendapat di seputar islamisasi science. Di Indonesia perdebatan ini dijembatani dengan memadukan iptek (ilmu pengetahuan teknologi) dan imtaq (iman dan taqwa). Diam-diam dunia Islam seperti menyepakati adanya nilai-nilai objektif dari kemoderenan. Bak mutiara yang hilang, nilai-nilai itu harus direbut kembali sebagai syarat-syarat yang tak terelakan dari sebuah supremasi peradaban. Dalam konteks inilah strategi harokah islamiyah dapat mengambil manfaat dari tumbuh berkembangnya perguruan tinggi-perguruan tinggi dan bahkan negara modern yang dirancang Barat. Meski warna perguruan tinggi-perguruan tinggi dan negara di dunia Islam terimbas oleh sekularisme Barat, namun ada yang tetap tak mampu dijarah oleh Barat; aqidah. Dengan kekuatan aqidah kaum muslimin bahkan dapat “menikmati” perguruan tinggi dan negara rancangan Barat itu sebagai semata-mata sarana dakwah. Dengan kekuatan aqidah itu pula kaum muslimin dapat membangun kembali peradabannya tanpa harus menjadi sekuler atau menjadi Barat. Bagi harokah islamiyah tidak semua yang datangnya dari Barat serta merta haram dan tidak pula serta merta halal. Mungkin saja permasalahannya bukan soal halal dan haram, tapi lebih merupakan hal-hal yang bersifat taktis. Dengan moderasi semacam itu harokah islamiyah dapat menuai hasil dakwahnya dari waktu ke waktu. Perlahan tapi pasti satu jenjang marhalah ke jenjang marhalah berikutnya ditapaki. Dari satu mihwar ke mihwar yang lebih luas cakupannya pun diraih.
Kembali pada buku ini, sungguh di dalamnya sarat berbagai pengalaman dakwah di negeri-negeri Islam dalam mengelola ruang-ruang yang semula seperti sempit menghimpit gerak dakwah menjadi peluang yang mendatangkan gelombang dakwah. Kiat-kiat praktis amal thullaby dipaparkan dengan sangat detail satu per satu. Buku ini seolah-olah ingin merangkum seluruh pertanyaan seputar amal thullaby dan seperti tidak merasa perlu banyak uraian lagi karena pembacanya sudah sangat ingin berkerja. Kumpulan gagasan yang terhimpun di buku ini bagai sebuah juklak yang tersusun secara sistematis mulai dari problem filosofis hingga teknis. Para aktivis dakwah terutama di kampus-kampus dan sekolah dapat menjadikannya sebagai buku pegangan dalam mengelola amal thullaby. Sukses dakwah kampus yang ditandai oleh gelombang-gelombang perubahan ke arah cita-cita Islam pada gilirannya akan membangun kekuatan di masa depan.
Semakin massif dan intensifnya dakwah Islam di kalangan terpelajar akan menciptakan kelas menengah yang siap mengusung perubahan secara mendasar dan menyeluruh. Dunia Islam sepertinya harus bersiap-siap menuai sebuah revolusi global yang akan menggusur rezim otoriter pewaris feodalisme pra Islam yang masih bercokol di negeri-negeri Islam; mungkin lebih dramatis dari Revolusi Prancis. Dunia Islam sepertinya juga harus bersiap-siap untuk menuai sebuah revolusi peradaban yang akan mengejar ketertinggalannya dari Barat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi; mungkin lebih spektakuler dibanding Revolusi Industri. Bila semua itu benar-benar terjadi, atas izin Allah segenap dunia Islam satu per satu akan menapak ketinggian peradabannya di era pasca modern; di mana dunia benar-benar menjadi tanpa tapal batas, umat menjadi guru peradaban, dan Islam menjadi rahmatan lil alamin.
Untuk apa Tulisan Ini
Hari ini dunia melewati fase perubahan yang sangat besar, setelah jatuhnya komunisme, dunia menjadi hanya satu blok. Jika dicermati, penyatuan ini mengabaikan semua manusia kecuali bangsa Barat. Sedangkan belahan dunia lain yang mereka sebut ‘negara-negara selatan’ atau ‘miskin’ atau ‘dunia ketiga’ tidak mereka perhitungkan kecuali perhatian mereka dalam perlombaan memeras kekayaan alamnya, atau membagi-bagi pasar bagi produk mereka. Dunia ketiga telah menelan semua faktor penyebab kehinaan, penjajahan, pemiskinan, dan cuci otak. Istilah ‘Tatanan Dunia Baru’ telah memberi kesempatan kepada perusahaan-perusahaan raksasa yang berpusat di Wall Street – New York untuk menguasai dunia. Saat ini Dunia Ketiga paling merasakan kezhaliman dan penindasan yang terjadi. Perasaan inilah langkah awal untuk mencapai hak-hak yang terampas. Di sisi lain, dunia Barat juga menghadapi tantangan internal yang besar: mereka memiliki kekuatan militer yang zhalim, sistem ribawi yang zhalim, dan penduduk yang terpolusi oleh alkohol, obat-obat terlarang, homoseksual/lesbian, aids, perdagangan budak, pembunuhan, pencurian, fanatisme buta, dan kebencian antar masyarakat. Semua itu mengisyaratkan bahwa mereka berada dalam fase keruntuhan. Komunisme telah jatuh, dan kini telah datang giliran kehancuran kapitalisme. Pertanyaannya: Jika kejatuhan mereka terjadi, apakah berarti kesempatan membalas dendam? Ataukah tugas ummat Islam lebih besar dari itu? Apakah ummat akan disibukkan oleh dendam dan benci atau oleh pembinaan {binad) dan pemakmuran (ta’miir)? Apakah umat akan mengejar ilmu dan pemahaman untuk meletakkan dasar peradabannya yang tinggi agar semua manusia hidup mulia sesuai dengan kehendak Rabb-nya? Apakah umat akan memperlakukan musuhnya dengan perlakuan musuh terhadapnya, ataukah dengan akhlak yang diajarkan Rab-nya?
Sesungguhnya jarak antara kekalahan dan kemenangan itu dekat, dekat bagi generasi terdepan ummat ini yangshadiq (jujur), ‘alim (berilmu), dan waa’i (sadar), yang memahami prioritas kerja, beramal produktif dengan penuh kesabaran dan akhlak karimah. Juga dekat bagi qiyadah (pemimpin) yang waa’iyah (sadar) dan rasyidah (lurus), mempunyai sasaran yang jelas dan uslub yang istimewa. Dengan bekal rabbani ini, jarak antara kekalahan dan kemenangan akan sangat dekat dan makin dekat.
Pelajar dan Mahasiswa adalah generasi terdepan umat, sedangkan Pelajar dan Mahasiswa yang beriman kepada Allah SWT, berpegang teguh dengan nilai-nilai rabbani, dan ikhlas demi kejayaan ummatnya merekalah harapan ummat yang paling memungkinkan untuk mengemban amanah generasi saat ini dan akan datang. Untuk merekalah buku ini dibuat. Dalam beberapa dekade, seluruh negara di dunia umumnya dan negaranegara di dunia Islam secara khusus telah menyimpan dan memupuk potensi gerakan pelajar/mahasiswa yang aktif. Sebelumnya gerakan ini merupakan pelopor kemerdekaan di negerinya, kemudian menjadi potensi dan sumber daya negara itu untuk membangun dan mencapai kemajuan. Selama berlangsungnya gerakan dalam beberapa dekade itu, telah lahir puluhan bahkan ratusan pengalaman dan eksperimen berharga yang telah diwarisi oleh generasi selanjutnya, terutama kader-kader gerakan dari berbagai negara, sehingga pengalaman-pengalaman ini turut berperan dalam perkembangan dan kemajuan gerakan pelajar/mahasiswa (Amal Thullaby). Meskipun begitu banyak pengalaman yang dihasilkan, masih sedikit orang yang mengumpulkannya atau mencatatnya dalam sejarah, akibatnya pengalaman-pengalaman itu lenyap sia-sia seiring berlalunya waktu. Hal ini menjadi penyebab melemahnya kemampuan generasi selanjutnya dalam membangun atau meneruskan kerja generasi sebelumnya, bahkan ironisnya justru mereka mengulang kesalahan dan menghadapi problematika yang sama. Oleh karena itu Ittihaad Al-Munakh Khomaat Ath-Thullaabiyyah (Persatuan Organisasi Pelajar dan Mahasiswa) telah berinisiatif untuk membuat sebuah buku petunjuk yang menghimpun pengalaman-pengalaman gerakan dari puluhan kader aktivis di banyak negara. Kami ingin menjaganya dan mempersembahkannya dengan tulus kepada generasi mendatang di seluruh dunia, semoga dapat membantu dalam membangun gerakan, menghindari kesalahan, dan mengatasi masalah. Secara singkat dapat kami kemukakan bahwa tujuan penulisan buku ini adalah: Memunculkan referensi pertama bagi gerakan pelajar/mahasiswa Islam (Amal Thullaby) di dunia yang bermanfaat, menyeluruh, kontemporer, dan selalu dikembangkan. Menjaga dan memelihara pengalaman-pengalaman Amal Thullaby agar tidak hilang atau kurang diperhatikan.
Mencatat sejarah Amal Thullabi di seluruh dunia dan mengumpulkan keberhasilan-keberhasilannya. Membantu pewarisan pengalaman dan uji coba kepada kader dan generasi Amal Thullabi selanjutnya. Membantu kader dan generasi saat ini agar dapat membangun hasil-hasil kerja generasi sebelumnya, meneruskan apa yang belum selesai dilakukan, menjauhi kesalahan mereka, dan mengatasi permasalahan yang pernah mereka hadapi. Turut andil dalam menyatukan pemahaman di kalangan aktivis Amal Thullabi. Membantu pertukaran pengalaman di kalangan kader/aktivis seluruh dunia, demi mewujudkan koordinasi dan konsolidasi gerakan Amal Thullabi di Seantero dunia. Memberikan usulan dan saran aplikatif yang telah dikaji dan teruji untuk menjadi solusi terhadap problema yang dihadapi aktivis Amal Thullabi. Mengulurkan bantuan kepada Amal Thullabi yang baru tumbuh di manapun di belahan dunia ini, kami berikan untuk mereka ringkasan pengalaman generasi terdahulu dan kini untuk menumbuhkan dan mengembangkan kemajuan gerakan. Kami telah berupaya agar buku ini cukup lengkap mencakup semua sisi Amal Thullabi baik teoritis maupun praktis.
Buku ini terdiri dari empat belas pasal1:
Pasal I Problematika Ummat, Dulu dan Kini.
Pasal II : Peranan Amal Thullabi dalam kebangkitan ummat dan kepeloporannya dalam kemajuan ummat.
Pasal III : Siyasat (Kebijakan) Amal Thullabi yang mengontrol gerakannya dan mengarahkannya ke arah yang benar.
Pasal IV : Ahdaf (Sasaran) Amal Thullabi di semua tingkatan ditambah dengan sarana-sarananya yang beragam dan dibahas secara rinci yang meletakkan pembaca di awal perjalanan gerakan.
Pasal V : Kelembagaan Amal Thullabi: Lembaga Kemahasiswaan, Ikatan Keluarga Mahasiswa, dan Kelompok Lintas Desa/Kepanduan, mencakup tujuannya, kegiatannya, dan bagaimana mengelolanya.
Pasal VI : Bidang Garapan Amal Thullabi, dibahas mendetil yang mencakup aktivitas amal thullabi di SLTA, kampus, ma’had, pertukaran pelajar, asrama pelajar/mahasiswa, aktivitas bersama mahasiswi, dan da’wah di tengah para dosen.
Pasal VII : Tarbiyah dalam Amal Thullabi: karakteristiknya, peranannya dalam menyatukan pemahaman, metode terpadu bagi tarbiyah siyasiyyah, peran pembahasan serta kajian dalam tarbiyah, dan terakhir adab seorang pelajar/mahasiswa terhadap Rabb-nya, dirinya, dan masyarakatnya.
Pasal VIII : Manajemen Amal Thullabi, membahas prinsip-prinsip umumnya.
Pasal IX Pelatihan dalam Amal Thullabi: urgensinya, bagaimana proses pelatihan, peta pelatihan, dan ulasan singkat tentang puluhan materi pelatihan.
Pasal X Media Massa dalam Amal Thullabi.
Pasal XI : Amal Thullabi dan Lembaga-lembaga di Masyarakat, di antaranya: masjid, klub-klub, organisasi profesi, partai, dan NGO (Non Government Organi^ation).
Pasal XII Tantangan Masa Depan: mencakup gambaran umum tentangnya, aktivitas da’wah di situasi sulit, dan bagaimana menjaga kesinambungan generasi.
Pasal XIII Pengalaman-pengalaman Penting dalam Amal Thullabi, seperti: Lembaga Independen, Cikal Bakal Pemimpin Masa Depan, dan Forum Dialog Intelektual.
Pasal XIV : Amal Thullabi dan Sejarah: memberikan gambaran kepada pembaca tentang sejarah Amal Thullabi di beberapa negara sebagai contoh gerakan, kemudian dibahas beberapa momen-momen sejarah yang penting seperti: Hari Al-Quds, dan Hari Pelajar/ Mahasiswa Sedunia.
Kami berharap buku yang berada di tangan para kader dan mahasiswa ini semoga memberi manfaat yang banyak dan membantu mereka dalam melaksanakan aktivitas da’wah Amal Thullabi yang terdepan dan berkembang maju.
Untuk itu, kami berharap agar para kader dan aktivis mempelajari dan mengkaji setiap pasalnya dari berbagai sisi baik teoritis maupun praktek, serta mengujinya dengan realitas di lapangan. Hendaklah para kader mengambil manfaat dari siyasat, tujuan dan berbagai sarana yang disebutkan buku ini sesuai dengan situasi dan daya dukung di tempatnya.Demikian juga dengan pengalaman-pengalaman berharga yang telah diungkapkan demi kemajuan Amal Thullabi.
Terakhir, kami tidak lupa berpesan tentang pentingnya andil para pembaca dalam menyempurnakan buku ini dan memperbesar manfaatnya melalui kritik dan saran terhadap setiap pasal atau pemikiran yang terdapat di dalamnya, atau dengan memperluas dan mempertajam pemikiran tersebut, atau menambah ide baru, pasal yang baru, bahkan kajian baru yang dapat dimasukkan ke dalam buku ini. Dengan demikian, semakin besar manfaat yang dapat diambil darinya. Kami menanti kritik, saran, pengalaman, dan kajian para aktivis di alamatalamat berikut:
Alamat Surat P.O. Box 8631 Salmiya 22057 Kuwait – Arabian Gulf.
Telepon: 00965 2443548.
Faks: 00965 2443549.
E-mail: soutahhan@hotmail.com
Web Site: www.Students-Online.ws
Mei, 2001 Ittihaad Al-Munakh-khomaat Ath-Thullaabiyyah Student Organization Union
Datangnya pertolongan Allah itu disyaratkan adanya pertolongan kita kepada agama-Nya. Bahkan sangat penting para aktivis yang ikhlas itu mengerahkan segala kesungguhan dan daya-upayanya, bahkan untuk melipatgandakan upayanya. Hal itu dibarengi dengan kesanggupan menanggung kesulitan, apapun bentuknya. Mereka harus menghiasi diri dengan kesabaran dan keteguhan dalam kebenaran. Mereka harus berpegang teguh dengan mabda’ (ideologi) Islam dan pada metode Rasul Saw. hingga tercapai yang mereka inginkan.
BalasHapus@wibowo
BalasHapussubhanawlah
sepakat sekali mas
perjuangan ini takkan pernah berhenti......
sampai kaki menyentuh shurga
sungguh jalan dakwah ini
berliku dan penuh duri
dan oleh karenanyalah
hanya orang orang yang kuat dan terpilih yang dapat bertahan di jalan ini
allah membersamai orang orang yang berjuang dijalannya
insyallah