kepak sayap melemah
air terus beriak
gunung diam termangu
pada diorama itu
aku menggugat ayat ayat cinta mu
agar lenyap segala ngilu
Sabtu, 22 Januari 2011
Rabu, 19 Januari 2011
PESAN BAGI PARA IKHWAN .... "Mengertilah Keadaan Akhwat" ....
ikhwaaaan
terkadnag mungkin kita lupa membuka mata hatu kita karena telah terbutakan sesuatu....., untuk itu mari kita memmuasabah diri kita
semoga artikel dibawah ini bisa menyentuh hati kita dan bisa membuka mata hati kita
terkadnag mungkin kita lupa membuka mata hatu kita karena telah terbutakan sesuatu....., untuk itu mari kita memmuasabah diri kita
semoga artikel dibawah ini bisa menyentuh hati kita dan bisa membuka mata hati kita
"Pudarnnya pesaona cleopatra"
Dengan panjang lebar ibu menjelaskan, sebenarnya sejak ada dalan kandungan aku telah dijodohkan dengan Raihana yang tak pernah kukenal.” Ibunya Raihana adalah teman karib ibu waktu nyantri di pesantren Mangkuyudan Solo dulu”
kata ibu.
“Kami pernah berjanji, jika dikarunia anak berlainan jenis akan besanan untuk memperteguh tali persaudaraan. Karena itu ibu mohon keikhlasanmu” , ucap beliau dengan nada mengiba.
Dalam pergulatan jiwa yang sulit berhari-hari, akhirnya aku pasrah. Aku menuruti keinginan ibu. Aku tak mau mengecewakan ibu. Aku ingin menjadi mentari pagi dihatinya, meskipun untuk itu aku harus mengorbankan diriku.
kata ibu.
“Kami pernah berjanji, jika dikarunia anak berlainan jenis akan besanan untuk memperteguh tali persaudaraan. Karena itu ibu mohon keikhlasanmu” , ucap beliau dengan nada mengiba.
Dalam pergulatan jiwa yang sulit berhari-hari, akhirnya aku pasrah. Aku menuruti keinginan ibu. Aku tak mau mengecewakan ibu. Aku ingin menjadi mentari pagi dihatinya, meskipun untuk itu aku harus mengorbankan diriku.
Selasa, 18 Januari 2011
Doa Para Nabi
Di bawah ini kami sajikan beberapa contoh pilihan doa yang pernah dicontohkan oleh para Nabi dan Rossul :
- Doa Nabi Adam
“ Robbana dholamna anfusana wailam tagfirlana watarhamana lana kunnana minal khosirin “ (
Artinya :
Ya Allah , kami telah mendholimi pada diri kami sendiri, jika tidak engkau ampuni kami dan merahmati kami tentulah kami menjadi orang yang rugi.
- Doa Nabi Nuh
“ Robbi inni audzubika an as alaka maa laisalli bihi ilmun wa illam tagfirli watarhamni akum minal khosirin “ (surat Hud; 47)
Artinya :
Ya Tuhanku sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari sesuatu yang aku tidak mengetahui hakekatnya, dan sekiranya tidak Engkau ampuni dan belas kasih niscaya aku termasuk orang – orang yang merugi
- Doa Nabi Ibrahim
“ Robbana taqobal minna innaka anta sami’ul alim wa tub alaina innaka antat tawwaburrokhim “ (al baqarah; 128-129)
Artinya :
Ya Tuhan kami terimalah amalan kami sesungguhnya Engkau maha mendengar dan Mengetahui, dan termalah taubat kami, sesungguhnya Engkau penerima taubat lagi Maha Penyayang.
“ Robbi ja alni muqimas sholati wa min dzuriyyati, robbana wa taqobal doa, Robbannagh firli wa li wa li dayya wa li jamiil mukminina yauma yaqumul hisab “ (ibrahim ; 40 -41)
Artinya :
Ya Tuhanku jadikanlah aku dan anak cucuku orang – orang yang tetap mendirikan sholat, ya Tuhanku perkenankanlah doaku , ya Tuhanku beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan seluruh orang mukmin, pada hari terjadinya hisab.
- Doa Nabi Yunnus
“ Lailaha illa anta subhanaka inni kuntum minadh dholimin “ (al anbiya;87)
Artinya :
Tidak ada Tuhan Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau sesungguhnya aku orang yang dholim
- Doa Nabi Zakariya
“ Robbi latadzarni wa anta choirul warisin “ (an biya ; 89)
Artinya :
Ya Allah janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri, sesungguhnya engkau pemberi waris yang paling baik
“ Robbi habli miladunka duriyattan, thoyibatan innaka sami’ud du’a “ (ali imron;28)
Artinya :
Ya Tuhan berilah aku seorang anak yang baik dari sisiMu, sesungguhnya Engkau maha pendengar Doa
- Doa Nabi Musa
“ Robis shrohli shodri wa ya shirli amri wah lul uqdatam mil lissani yah khohu khouli “ (Thoha ; )
Artinya :
Ya Tuhanku lapangkanlah dadaku, dan lancarkanlah lidahku serta mudahkanlah urusanku
“ Robbi inni dholamtu nafsi fa firlhi “ (al qhosos ; 16)
Artinya :
Ya Allah aku menganiaya diri sendiri, ampunilah aku
“ Robbi Naj jini minal qumid dholimin “ (
Artinya :
Ya Tuhan lepaskanlah aku dari kaum yang dholim
“ Robbi ini lima anzalta illayya min khoirin faqir “ (al qhosos; 24)
Artinya :
Ya Tuhanku sesungguhnya aku memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku
“ Robbi firli wa li akhi wa adkhilna fi rohmatika, ya arhamar rokhimin “ (
Artinya :
Ya Tuhanku ampunilah aku dan saudaraku dan masukkanlah kami ke dalam rahmatMu, dan Engkau Maha Penyayang diantara yang menyayangi
- Doa Nabi Isa
“ Robbana anzil alaina ma idatam minas samai taqunu lana idzal li awalina, wa akhirina, wa ayyatam minka war zukna wa anta khoiru roziqin “ ( al maidah ; 114)
Artinya :
Ya Tuhanku turunkanlah pada kami hidangan dari langit, yang turunnya akan menjadi hari raya bagi kami, yaitu bagi orang – orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau, berilah kami rejeki dan Engkaulah pemberi rejeki yang paling baik.
- Doa Nabi Syuaib :
“ Robbana taf bainana, wa baina kaumina bil haqqi , wa anta khoirul fatihin “ (A araf; 89)
Artinya :
Berilah keputusan diantara kami dan kaum kami dengan adil, Engkaulah pemberi keputusan yang sebaik – baiknya.
- Doa Nabi Ayyub :
“ Robbi inni masyaniyad durru wa anta arhamur rohimin “
Artinya :
Bahwasanya aku telah ditimpa bencana, Engkaulah Tuhan yang paling penyayang diantara penyayang.
- Doa Nabi Sulaiman
“ Robbi auzidni an askhuro ni’matakallati an amta allaya wa ala wa li dayya wa an a’mala sholikhan tardhohu wa ad khilni birrohmatika fi ibadikas sholikhin “ (an naml; 19)
Artinya :
Ya Tuhan kami berilah aku ilham untuk selalu mensyukuri nikmatmu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku, dan kepada kedua ibu bapakku dan mengerjakan amal sholeh yang Engkau ridloi, dan masukkanlah aku dengan rahmatMu kedalam golongan hamba-hambMu yang Sholeh.
- Doa Nabi Luth
“ Robbi naj jini wa ahli mimma ya’malun “
Artinya :
Ya Tuhanku selamatkanlah aku beserta keluargaku dari perbuatan yang mereka kerjakan
“ Robbin surni alal kaumil mufsidin “ (assyu araa ; 169)
Artinya :
Ya Tuhanku tolonglah aku dari kaum yang berbuat kerusakan
- Doa Nabi Yusuf
“ Fatiros samawati wal ardli anta fiddunya wal akhiro tawwaffani musliman wa al hiqni bissholihin “ (yusuf ; 101)
Artinya :
Wahai pencipta langit dan bumi Engkaulah pelindungku di dunia dan akhirat wafatkanlah aku dalam keadaan pasrah (islam), dan masukkanlah aku dengan orang – orang sholeh.
- Doa Nabi Muhammad
“ Robbana atina fiddunya hasanah wa fil akhiroti hassanah wa qina adza bannar “ (hadist)
Artinya :
Ya Tuhanku berikanlah aku kebaikan di dunia dan akhirat, dan jauhkanlah aku dari api neraka
“ Robbana latuzig qullubana ba’daidz haddaitana wahabblana miladunka, rohmatan innaka antal wahab”
Artinya :
Ya Tuhanku janganlah Engkau palingkan hati kami setelah Engkau beri petunjuk, dan berilah kami rahmat, sesungguhnya Engkau adalah dzat yang banyak pemberiannya.
Sabtu, 08 Januari 2011
Metode Pengawetan Bahan Pangan Melalui Pengendalian Kadar air
Air yang terkandung dalam bahan pangan merupakan salah satu faktor penyebab kerusakan bahan pangan. Umumnya bahan pangan yang mudah rusak adalah bahan pangan yang mempunyai kandungan air yang tinggi. Air dibutuhkan oleh mikroba untuk pertumbuhannya. Demikian juga air dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi-reaksi biokimia yang terjadi di dalam bahan pangan, misalnya reaksi-reaksi yang dikatalisis oleh enzim. Air yang dibutuhkan untuk terjadinya berbagai reaksi di dalam bahan pangan serta tumbuhnya mikroba adalah air bebas. Air yang terikat kuat secara kimia sulit digunakan mikroba untuk hidupnya. Kandungan air dan aktivitas air pada bahan pangan berperan penting dalam menentukan tingkat stabilitas dan keawetan pangan, baik yang disebabkan oleh reaksi kimia, aktivitas enzim maupun pertumbuhan mikroba. Cara untuk meningkatkan stabilitas dan keawetan pangan adalah dengan melakukan pengendalian aw, yaitu dengan menurunkan nilai aw pangan hingga berada diluar kisaran dari faktor penyebab kerusakan. Proses pengeringan, penambahan gula, penambahan garam yang bersifat higroskopis adalah beberapa cara untuk menurunkan nilai aw.
Rabu, 05 Januari 2011
the chosen one
In a time of darkness and greed
It is your light that we need
You came to teach us how to live
Muhammad Ya Rasool Allah
You were so caring and kind
Your soul was full of light
You are the best of mankind
Muhammad Khaira Khalqillah
Sallu ‘ala Rasulillah, Habib Al Mustafa
Peace be upon The Messenger
The Chosen One
From luxury you turned away
And all night you would pray
Truthful in every word you say
Muhammad Ya Rasul Allah
Your face was brighter than the sun
Your beauty equaled by none
You are Allah’s Chosen One
Muhammad Khaira Khalqillah
Sallu ‘ala Rasulillah, Habib Al Mustafa
Peace be upon The Messenger
The Chosen One
I will try to follow your way
And do my best to live my life
As you taught me
I pray to be close to you
On that day and see you smile
When you see me
Sallu ‘ala Rasulillah, Habibil Mustafa
Peace be upon The Messenger
The Chosen One
Sallu ‘ala Rasulillah, Habibi Mustafa
Peace be upon The Messenger
The Chosen One
Selasa, 04 Januari 2011
AIR
Air terdiri dari dua atom hidrogen berikatan dengan satu atom oksigen melalui dua ikatan kovalen sigma (40% sifat ionik parsial) dengan energi disosiasi mencapai 4.614 x 102 kJ/mol atau setara 110.2 kkal/mol (Fennema,1996). Sebuah molekul air dapat digambarkan menempati pusat dari sebuah tetrahedron, suatu benda ruang dengan 4 sisi yang masing-masing sisinya merupakan segitiga sama sisi. Sebuah molekul air dengan kutub-kutub positif dan negatif secara permanen menjadi dwikutub (dipolar). Karena itu molekul air dapat ditarik oleh senyawa lain yang bermuatan positif atau bermuatan negative. Daya tarik antara kutub positif sebuah molekul air dengan kutub negative molekul air lainnya menyebabkan terjadinya penggabungan molekul-molekul air melalui ikatan hydrogen (Winarno,2004)
Air merupakan salah satu unsur penting bagi kehidupan manusia, hewan, tumbuhan, bahkan mikrobia. Bagi mikrobia, air digunakan sebagai penunjang kehidupan utamanya, antara lain untuk proses pertumbuhannya dan aktivitasnya. Fungsi air bagi kehidupan manusia di antaranya adalah sebagai penstabil suhu tubuh, sebagai media pembawa zat-zat gizi dan produk buangan metabolisme tubuh, sebagai pereaksi dan medium reaksi, sebagai penstabil dari konformasi biopolimer, sebagai fasilitator dari sifat-sifat dinamis suatu makromolekul termasuk sifat katalitik dari reaksi enzimatis, dan beberapa banyak fungsi lain yang sampai saat ini mungkin belum ditemukan. Selain itu, air juga merupakan komponen penting dalam bahan makanan karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, serta cita rasa makanan. Sedangkan bagi mikroba, jumlah air dalam bahan pangan dapat mempengaruhi pertumbuhan mikrobia. Jumlah air didalam bahan yang tersedia untuk pertumbuhan mikroba dikenal dengan istilah aktivitas air (water activity = aw). Namun hal ini menyebabkan kerugian bagi manusia sehubungan dengan keawetan bahan pangan. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pengendalian aktivitas air (aw) untuk memperpanjang umur simpan dari bahan pangan tersebut.
Pada paper ini akan dibahas mengenai bahasan umum tentang air bebas, air terikat, aktivitas air, dan pengawetan bahan pangan melalui pengendalian kadar air. Adapun pengawetan bahan pangan melalui pengendalian kadar air dapat dilakukan antara lain dengan cara pengeringan, penambahan gula, dan penambahan garam.
Air Dalam Bahan Pangan
Keberadaan air dalam bahan pangan sangat penting karena mempengaruhi bentuk, kesegaran, dan daya simpannya. Menurut Meyer (1973), keberadaan air dalam bahan pangan dapat dibagi menjadi empat macam yaitu :
1. Tipe 1 : air terikat (hydrat) yaitu air berbentuk hidrat yang terikat dengan ikatan hidrogen pada ion atau molekul lain yang mengandung oksigen atau nitrogen atau dapat pula pada atom O yang tidak memiliki pasangan elektron berikatan dengan sebuah ion. Pati, protein dan banyak komponen penting lainnya dalam bahan pangan, dan juga garam berbentuk hidrat. Air tipe ini tidak dapat bertindak sebagai pelarut dan tidak dapat membeku dalam proses pembekuan namun sebagian dapat dihilangkan dengan pengeringan biasa. Contoh :
- air dalam jaringan hewan
2. Tipe 2 : air kapiler yaitu molekul-molekul air yang membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air lain, terdapat mikrokapiler dan sifatnya agak berbeda dengan air murni. Air jenis ini lebih sukar dihilangkan dan penghilangan air ini mengakibatkan penurunan aw. Bila sebagian air tipe ini dapat dihilangkan maka petumbuhan mikrobia dan reaksi-reaksi kimia yang bersifat merusak bahan makanan seperti reaksi browning, hidrolisis,atau oksidasi lemak akan berkurang. Jika air tipe ini dihilangkan seluruhnya maka kadar air bahan berkisar 3-7% dan kestabilan optimum bahan makanan akan tercapai.
3. Tipe 3 : air bebas yaitu air yang secara fisik terikat dalam jaringan matriks bahan. air ini terdapat dalam sitoplasma, ruang antar sel, dan semua air yang terlibat dalam proses sirkulasi dalam jaringan bahan. Mudah diuapkan dan dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan mikrobia
4. Tipe 4 : air tipe ini yang tidak terikat dalam jaringan suatu bahan atau air murni, dengan sifat-sifat air biasa dan keaktifan penuh.
Sabtu, 01 Januari 2011
ABDULLAH BIN ABBAS
Lisannya bertanya, Qalbunya mencerna
Di antara sahabat-sahabat RasuluLlah SAW, terdapat beberapa
sahabat kecil yang ketika melafadzkan syahadat mereka berusia
sangat muda, atau ketika mereka dilahirkan, ayah bunda mereka
telah muslim. Perhatian RasuluLlah SAW kepada para sahabat cilik
ini, tidak berbeda dengan sahabat-sahabat yang lainnya. Bahkan
beliau sangat memperhatikan mereka dan meluangkan waktu untuk
bermain, bicara dan menasehati mereka.
AbduLlah bin Abbas (Ibnu Abbas) adalah salah satu kelompok
sahabat junior ini. Beliau dilahirkan tiga tahun sebelum hijrah.
Semenjak kecilnya, beliau sudah menunjukkan kecerdasan dan ke
sungguhannya terhadap suatu masalah. RasuluLlah mengetahui poten
si besar yang ada pada anak muda ini, seperti halnya beliau
melihat potensi yang sama pada Ali bin Abi Thalib, Zaid bin
Haritsah dan sahabat-sahabat cilik lainnya.
RasuluLlah SAW sering terlihat berdua bersama si kecil AbduL
lah bin Abbas. Suatu ketika, misalnya, RasuluLlah SAW mengajak
Ibnu Abbas RA berjalan-jalan seraya menyampaikan tarbiyahnya
kepada pemuda cilik ini:
"Ya ghulam, maukah engkau mendengarkan beberapa kalimat
yang sangat berguna?
Jagalah ALlah SWT (ajaran-ajaranNya), maka engkau akan menda
patkanNya selalu menjagamu. Jagalah ALlah SWT (larangan-laran
ganNya), maka engkau akan mendapatkanNya selalu dekat di hadapan
mu. Kenalilah ALlah dalam sukamu, maka ALlah akan mengenalimu
dalam dukamu. Bila engkau meminta, mintalah kepada ALlah. Jika
engkau memerlukan pertolongan, mohonkanlah kepada ALlah. Semua
hal (yang terjadi denganmu) telah selesai ditulis. Ketahuilah,
seandainya semua makhluk bersepakat untuk membantumu dengan
apa yang tidak ditaqdirkan ALlah untukmu, mereka tidak akan
mampu membantumu. Atau bila mereka berkonspirasi untuk mengha
langi engkau mendapatkan apa yang ditaqdirkan untukmu, mereka
juga tidak akan dapat melakukannya. Semua aktifitasmu kerjakan
lah dengan keyakinan dan keikhlasan. Ketahuilah, bahwa bersabar
dalam musibah itu akan memberikan hasil positif; dan bahwa
kemenangan itu dicapai dengan kesabaran; dan bahwa kesuksesan
itu sering dilalui lewat tribulasi; dan bahwa kemudahan itu
tiba setelah kesulitan.
[Hadist Riwayat Ahmad, Hakim, Tirmidzi]
Demikianlah rangkaian prinsip aqidah, ilmu dan 'amal yang
manakah hasil tarbiyah RasuluLlah itu? AbduLlah bin Abbas tumbuh
menjadi seorang muslim yang penuh inisiatif, haus ilmu, dekat
dengan ALlah dan Rasul-Nya.
Suatu ketika, Ibnu Abbas ingin mengetahui secara langsung
bagaimana cara RasuluLlah shalat. Untuk itu, ia sengaja menginap
di rumah bibinya: ummahatul mu'minin, Maimunah bint al-Harist.
Ketika itu ia melihat RasuluLlah bangun tengah malam dan pergi
berwudhu. Dengan sigap Ibnu Abbas membawakan air untuk berwudhu,
dengan demikian ia dapat melihat sendiri bagaimana RasuluLlah
berwudhu. RasuluLlah - sang murobbi agung itu - tidak menyepele
kan hal ini, beliau mengelus dengan lembut kepala Ibnu Abbas,
seraya mendo'akan: "Ya ALlah, faqih-kanlah ia dalam perkara
agama-Mu, dan ajarilah ia tafsir Kitab-Mu."
Kemudian RasuluLlah berdiri untuk sholat lail yang dimakmumi
oleh isteri beliau, Maimunah. Ibnu Abbas tak tinggal diam, dia
segera berdiri di belakang RasuluLlah SAW; tetapi RasuluLlah
kemudian menariknya agar ia berdiri sedikit berjajar dengannya.
Ibnu Abbas berdiri sejajar dengan RasuluLlah, tetapi kemudian ia
mundur lagi ke shaf belakang. Seusai sholat, RasuluLlah memper
tanyakan sikap Ibnu Abbas ini, dan dijawab oleh Ibnu Abbas bahwa
rasanya tak pantas dirinya berdiri sejajar dengan seorang Utusan
ALlah SWT. RasuluLlah ternyata tidak memarahinya, bahkan beliau
mengulangi do'anya ketika berwudhu tadi.
Ketika Ibnu Abbas berusia 13 tahun, RasuluLlah wafat. Beliau
sangat merasa kehilangan. Tapi hal ini tidak menjadikannya berse
dih atau lemah. Dengan segera ia mengajak teman sebayanya untuk
bertanya dan belajar pada sahabat-sahabat senior mengenai apa
saja yang berkenaan dengan RasuluLlah dan ajaran al-Islam. Logika
Ibnu Abbas, saat itu mengatakan bahwa para sahabat masih berada
di Madinah, inilah kesempatan terbaik untuk menimba ilmu dan
informasi dari mereka, sebelum mereka berpencaran ke kota-kota
lain atau sebelum mereka wafat. Namun sayang, ajakan ini tidak
ditanggapi oleh rekan-rekan sebayanya, karena mereka rata-rata
beranggapan bahwa para sahabat senior tidak akan memperhatikan
pertanyaan anak-anak kecil macam mereka.
Ibnu Abbas tak patah arang. Beliau sendiri mendatangi para
sahabat yang diperkirakan mengetahui apa saja yang ingin ia
tanyakan. Dengan sabar, beliau menunggu para sahabat pulang dari
kerja keseharian atau da'wahnya. Bahkan kalau sahabat tadi kebet
ulan sedang berisitirahat, Ibnu Abbas dengan sabar menanti di
depan pintu rumahnya, hingga tertidur, tergolek beralaskan pakai
annya. Tentu saja para sahabat terkejut menemui Ibnu Abbas terti
dur di muka rumahnya, "Oh keponakan RasuluLlah, ada apa gerangan?
Kenapa tidak kami saja yang datang menemuimu, bila engkau ada
keperluan?" "Tidak,"kata Ibnu Abbas, "sayalah yang harus datang
menemui anda."
Demikianlah masa kecil Ibnu Abbas. Bagaimana dengan masa
dewasanya?
beliau katakan sebagai seorang muda yang berwawasan dewasa, yang
lisannya selalu bertanya dan qalbunya selalu mencerna. Umar bin
Khattab selalu mengundang Ibnu Abbas dalam majelis syuro'nya
dengan beberapa sahabat senior, dan beliau selalu berkata kepada
Ibnu Abbas agar ia tidak perlu sungkan menyampaikan pendapat.
Inilah bentuk tarbiyah lain yang diperoleh oleh Ibnu Abbas,
dengan selalu berada dalam kalangan sahabat senior.
Dalam masa kekhalifahan Utsman bin Affan RA, beliau berga
bung dengan pasukan muslimin yang berekspedisi ke Afrika Utara,
di bawah pimpinan AbduLlah bin Abi-Sarh. Beliau terlibat dalam
pertempuran dan juga dalam da'wah di sana. Di masa pemerintahan
Ali bin Abi Thalib RA, Ibnu Abbas mengajukan permohonan untuk
menemui dan berda'wah kepada kaum Khawarij. Melalui dialog dan
diskusinya yang intens, sekitar 12.000 dari 16.000 khawarij
bertaubat dan kembali kepada ajaran Islam yang benar.
AbduLlah bin Abbas, yang muda yang ulama, wafat dalam usia 71
tahun pada tahun 68H. Sahabat Abu Hurairah RA, berkata "Hari ini
telah wafat Ulama Ummat. Semoga ALlah SWT berkenan memberikan
pengganti AbduLlah bin Abbas."
Di antara sahabat-sahabat RasuluLlah SAW, terdapat beberapa
sahabat kecil yang ketika melafadzkan syahadat mereka berusia
sangat muda, atau ketika mereka dilahirkan, ayah bunda mereka
telah muslim. Perhatian RasuluLlah SAW kepada para sahabat cilik
ini, tidak berbeda dengan sahabat-sahabat yang lainnya. Bahkan
beliau sangat memperhatikan mereka dan meluangkan waktu untuk
bermain, bicara dan menasehati mereka.
AbduLlah bin Abbas (Ibnu Abbas) adalah salah satu kelompok
sahabat junior ini. Beliau dilahirkan tiga tahun sebelum hijrah.
Semenjak kecilnya, beliau sudah menunjukkan kecerdasan dan ke
sungguhannya terhadap suatu masalah. RasuluLlah mengetahui poten
si besar yang ada pada anak muda ini, seperti halnya beliau
melihat potensi yang sama pada Ali bin Abi Thalib, Zaid bin
Haritsah dan sahabat-sahabat cilik lainnya.
RasuluLlah SAW sering terlihat berdua bersama si kecil AbduL
lah bin Abbas. Suatu ketika, misalnya, RasuluLlah SAW mengajak
Ibnu Abbas RA berjalan-jalan seraya menyampaikan tarbiyahnya
kepada pemuda cilik ini:
"Ya ghulam, maukah engkau mendengarkan beberapa kalimat
yang sangat berguna?
Jagalah ALlah SWT (ajaran-ajaranNya), maka engkau akan menda
patkanNya selalu menjagamu. Jagalah ALlah SWT (larangan-laran
ganNya), maka engkau akan mendapatkanNya selalu dekat di hadapan
mu. Kenalilah ALlah dalam sukamu, maka ALlah akan mengenalimu
dalam dukamu. Bila engkau meminta, mintalah kepada ALlah. Jika
engkau memerlukan pertolongan, mohonkanlah kepada ALlah. Semua
hal (yang terjadi denganmu) telah selesai ditulis. Ketahuilah,
seandainya semua makhluk bersepakat untuk membantumu dengan
apa yang tidak ditaqdirkan ALlah untukmu, mereka tidak akan
mampu membantumu. Atau bila mereka berkonspirasi untuk mengha
langi engkau mendapatkan apa yang ditaqdirkan untukmu, mereka
juga tidak akan dapat melakukannya. Semua aktifitasmu kerjakan
lah dengan keyakinan dan keikhlasan. Ketahuilah, bahwa bersabar
dalam musibah itu akan memberikan hasil positif; dan bahwa
kemenangan itu dicapai dengan kesabaran; dan bahwa kesuksesan
itu sering dilalui lewat tribulasi; dan bahwa kemudahan itu
tiba setelah kesulitan.
[Hadist Riwayat Ahmad, Hakim, Tirmidzi]
Demikianlah rangkaian prinsip aqidah, ilmu dan 'amal yang
manakah hasil tarbiyah RasuluLlah itu? AbduLlah bin Abbas tumbuh
menjadi seorang muslim yang penuh inisiatif, haus ilmu, dekat
dengan ALlah dan Rasul-Nya.
Suatu ketika, Ibnu Abbas ingin mengetahui secara langsung
bagaimana cara RasuluLlah shalat. Untuk itu, ia sengaja menginap
di rumah bibinya: ummahatul mu'minin, Maimunah bint al-Harist.
Ketika itu ia melihat RasuluLlah bangun tengah malam dan pergi
berwudhu. Dengan sigap Ibnu Abbas membawakan air untuk berwudhu,
dengan demikian ia dapat melihat sendiri bagaimana RasuluLlah
berwudhu. RasuluLlah - sang murobbi agung itu - tidak menyepele
kan hal ini, beliau mengelus dengan lembut kepala Ibnu Abbas,
seraya mendo'akan: "Ya ALlah, faqih-kanlah ia dalam perkara
agama-Mu, dan ajarilah ia tafsir Kitab-Mu."
Kemudian RasuluLlah berdiri untuk sholat lail yang dimakmumi
oleh isteri beliau, Maimunah. Ibnu Abbas tak tinggal diam, dia
segera berdiri di belakang RasuluLlah SAW; tetapi RasuluLlah
kemudian menariknya agar ia berdiri sedikit berjajar dengannya.
Ibnu Abbas berdiri sejajar dengan RasuluLlah, tetapi kemudian ia
mundur lagi ke shaf belakang. Seusai sholat, RasuluLlah memper
tanyakan sikap Ibnu Abbas ini, dan dijawab oleh Ibnu Abbas bahwa
rasanya tak pantas dirinya berdiri sejajar dengan seorang Utusan
ALlah SWT. RasuluLlah ternyata tidak memarahinya, bahkan beliau
mengulangi do'anya ketika berwudhu tadi.
Ketika Ibnu Abbas berusia 13 tahun, RasuluLlah wafat. Beliau
sangat merasa kehilangan. Tapi hal ini tidak menjadikannya berse
dih atau lemah. Dengan segera ia mengajak teman sebayanya untuk
bertanya dan belajar pada sahabat-sahabat senior mengenai apa
saja yang berkenaan dengan RasuluLlah dan ajaran al-Islam. Logika
Ibnu Abbas, saat itu mengatakan bahwa para sahabat masih berada
di Madinah, inilah kesempatan terbaik untuk menimba ilmu dan
informasi dari mereka, sebelum mereka berpencaran ke kota-kota
lain atau sebelum mereka wafat. Namun sayang, ajakan ini tidak
ditanggapi oleh rekan-rekan sebayanya, karena mereka rata-rata
beranggapan bahwa para sahabat senior tidak akan memperhatikan
pertanyaan anak-anak kecil macam mereka.
Ibnu Abbas tak patah arang. Beliau sendiri mendatangi para
sahabat yang diperkirakan mengetahui apa saja yang ingin ia
tanyakan. Dengan sabar, beliau menunggu para sahabat pulang dari
kerja keseharian atau da'wahnya. Bahkan kalau sahabat tadi kebet
ulan sedang berisitirahat, Ibnu Abbas dengan sabar menanti di
depan pintu rumahnya, hingga tertidur, tergolek beralaskan pakai
annya. Tentu saja para sahabat terkejut menemui Ibnu Abbas terti
dur di muka rumahnya, "Oh keponakan RasuluLlah, ada apa gerangan?
Kenapa tidak kami saja yang datang menemuimu, bila engkau ada
keperluan?" "Tidak,"kata Ibnu Abbas, "sayalah yang harus datang
menemui anda."
Demikianlah masa kecil Ibnu Abbas. Bagaimana dengan masa
dewasanya?
beliau katakan sebagai seorang muda yang berwawasan dewasa, yang
lisannya selalu bertanya dan qalbunya selalu mencerna. Umar bin
Khattab selalu mengundang Ibnu Abbas dalam majelis syuro'nya
dengan beberapa sahabat senior, dan beliau selalu berkata kepada
Ibnu Abbas agar ia tidak perlu sungkan menyampaikan pendapat.
Inilah bentuk tarbiyah lain yang diperoleh oleh Ibnu Abbas,
dengan selalu berada dalam kalangan sahabat senior.
Dalam masa kekhalifahan Utsman bin Affan RA, beliau berga
bung dengan pasukan muslimin yang berekspedisi ke Afrika Utara,
di bawah pimpinan AbduLlah bin Abi-Sarh. Beliau terlibat dalam
pertempuran dan juga dalam da'wah di sana. Di masa pemerintahan
Ali bin Abi Thalib RA, Ibnu Abbas mengajukan permohonan untuk
menemui dan berda'wah kepada kaum Khawarij. Melalui dialog dan
diskusinya yang intens, sekitar 12.000 dari 16.000 khawarij
bertaubat dan kembali kepada ajaran Islam yang benar.
AbduLlah bin Abbas, yang muda yang ulama, wafat dalam usia 71
tahun pada tahun 68H. Sahabat Abu Hurairah RA, berkata "Hari ini
telah wafat Ulama Ummat. Semoga ALlah SWT berkenan memberikan
pengganti AbduLlah bin Abbas."
Langganan:
Postingan (Atom)