Pernah membayangkan darimana asal
terbentuknya langit dan bumi? Atau pernah berpikir mengapa bumi ini dilingkupi
oleh langit? Bumi yang luas. Langit jauh lebih luas. Di antara keduanya pun ada
ruang yang begitu luas. Tapi, tahukah ABGers semua bahwa keduanya pernah saling
bertautan alias bersatu padu? Ssstt…ini bukan bualan atau khayalan semata. Gak
percaya?? Okelah kalau begitu, simak aza
bahasan kita berikut ini.
Dalam ilmu astronomi (awas ketuker ya…bukan astrologi lhoJ) alam semesta
terbentuk sejak sekitar 18 miliar tahun yang lalu, jauh sebelum terjadinya
ledakan kosmis dari sebuah titik singularitas. Tahu istilah Big Bang kan?? Yap,
itulah ledakan yang mengawali terlahirnya alam semesta sekitar 13.7 miliar
tahun lalu. Terdapat tiga acuan untuk mendeteksi terjadinya ledakan kosmis
tersebut. Prof. Jean Claude Batelere dari College de France mengemukakan
ketiganya sebagai elemen kimia (chemical
element) tertua, klaster bintang (globula
cluster) tertua, dan bintang kurcaci putih (white dwarf star) tertua di jagat raya. Proses dari sebuah titik singularitas sampai
menjadi suatu ledakan dahsyat kosmis ternyata membutuhkan waktu kurang lebih
4.3 miliar tahun. Masa ini hampir sama dengan umur Planet Bumi, yaitu sekitar
4.56 miliar tahun.
Teori yang dikemukakan di atas,
mulai dibesut sejak tahun 1930-an oleh George Gamow dan pada 1980-an oleh
Stephen Hawking. Keduanya sepakat bahwa alam semesta awalnya tersusun dari
sebuah titik yang sangat rapat, padat, dan panas, yang disebut titik
singularitas. Titik singularitas ini adalah titik yang tidak terdefinisikan. Seperti
yang dijelaskan sebelumnya, dari titik inilah Big Bang terjadi dan membentuk
atom-atom hydrogen (H), helium (He), proton, electron, dan neutron. Bintang-bintang,
proto-proto galaksi, galaksi-galaksi, dan quasar
kemudian juga mulai terbentuk. Semuanya terkendali dalam jaring-jaring
gravitasi yang sudah terbentuk sejak awal, sebelum ledakan kosmis tersebut. Teori
ini membenarkan asumsi bahwa dahulu bumi dan langit pernah berpadu dalam satu
titik lantas kemudian terpisahkan.
ABGers, yang luar biasa yakni ternyata
Allah telah menjelaskan kejadian tersebut di dalam Q.S. Al Anbiya’ ayat 30.
Dan
apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi itu
keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya.
Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka
tiada juga beriman?
Subhanallah. Al Qur’an menjelaskan terjadinya peristiwa Big Bang dengan sangat
jelas dan mengena. Al Qur’an menyajikan informasi yang sangat akurat bahwa pada
awalnya langit dan bumi memang berpadu dalam satu titik yang bernama ‘singularitas’
sebagai asal segala yang ada di jagad raya.
Nah, selanjutnya, kita mungkin
bertanya-tanya apa maksudnya semua kehidupan itu berasal dari air. Gimana
bisa?? Tenang…tiga ahli kosmologi dan astronomi, yaitu Georges Lemaitre, George
Gamow, dan Stephen Hawking telah menjelaskan bahwa atom-atom yang terbentuk
sejak peristiwa Big Bang adalah atom hydrogen (H) dan helium (He). Hmm..bukankah
air terdiri dari atom hydrogen dan oksigen (H2O)?! Tepat sekali! Subhanallah, Al Qur’an telah
mengungkapkan hal ini jauh sebelum tiga pakar tersebut mengemukakan teorinya.
Bayangkan, dimensi waktu terbentang 1400 tahun silam antara kebenaran Al Qur’an
dengan teori ketiga pakar di atas. Sungguh, tiada kata selain kita harus
kembali padanya. Mencari kebenaran dari Al Qur’an.
[SKC]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar