Senin, 12 Juli 2010

CINTA DAN WAKTU

Alkisah di sebuah pulau kecil tinggallah berbagai
macam benda
abstrak, ada cinta, ada gembira, ada kesedihan,
kekayaan, dan lain
sebagainya. Mereka hidup berdampingan dengan baik.
Namun suatu
ketika, badai besar datang dan menghempas pulau
kecil itu. Air laut
tiba-tiba naik dan akan menenggelamkan pulau kecil
itu. Semua
penghuni pulau cepat-2 berusaha menyelamatkan
diri. Cinta sangat
kebingungan, sebab ia tak dapat berenang dan tidak
mempunyai perahu.
Ia berdiri di tepi pantai dan mencoba mencari
pertolongan. Sementara
itu air makin naik dan membasahi kaki cinta.

Tak lama kemudian cinta melihat kekayaan sedang
mengayuh
perahu. "Kekayaan, kekayaan, tolong aku !" teriak
cinta. "Aduh, maaf
cinta", kata kekayaan "Perahuku telah penuh dengan
harta bendaku. Aku
tak dapat membawamu serta, karena nanti perahuku
tenggelam. Lagipula
tak ada lagi tempat bagimu di perahu ini". Lalu
kekayaan cepat-2
mengayuh perahunya pergi. Cinta sedih sekali
karena ditinggalkan
begitu saja oleh kekayaan.

Tak berapa lama kemudian lewatlah kegembiraan dengan
perahunya. "Kegembiraan, tolong aku !" teriak
cinta. Namun
kegembiraan terlalu senang karena berhasil
menemukan perahu, sehingga
ia tidak mendengar teriakan cinta. Air makin
tinggi membasahi cinta
sampai ke pinggang, dan cinta panik.

Bersamaan dengan itu lewatlah kecantikan.
"Kecantikan, bawalah aku
bersamamu", kata cinta. "Wah cinta, kamu basah dan
kotor. Aku tak
bisa membawamu ikut. Nanti kamu mengotori perahuku
yang indah ini"
kata kecantikan. Cinta sedih sekali mendengarnya.
Saat itu juga lewat
kesedihan. "Oh kesedihan, bawalah aku bersamamu",
kata cinta. "Maaf
cinta, aku sedang sedih dan aku ingin sendirian
saja ." jawab
kesedihan sambil terus mengayuh perahunya.

Cinta putus asa. Ia merasakan air makin naik dan akan
menenggelamkannya. Pada saat keadaan kritis itulah
tiba-2 terdengar
suara "Cinta, mari cepat naik ke perahuku !".
Cinta menoleh dan
melihat seorang tua dengan perahunya. Cepat-2
cinta naik ke perahu
itu, tepat sebelum air menenggelamkannya. Di pulau
terdekat orang itu
menurunkan cinta, dan segera pergi lagi. Pada saat
itulah cinta sadar
bahwa ia tidak tahu sama sekali siapa orang tua
yang telah
menyelamatkannya. Cinta segera menanyakannya
kepada penduduk di pulau
itu. "Oh orang tua tadi ? Dia adalah waktu", jawab
para
penduduk. "Tapi mengapa ia menyelamatkan aku,
bukankah dia tidak
mengenal aku, dan aku tidak mengenal dia. Bahkan
teman-2ku yang
mengenal akupun tidak mau menyelamatkan aku",
tanya si cinta dengan
keheranan. "Sebab", kata orang itu "HANYA WAKTULAH
YANG TAHU BERAPA
NILAI SESUNGGUHNYA DARI SEBUAH CINTA .."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar