Rabu, 01 Februari 2012

Akhlak dan Ilmu; Dua Pilar Kebangkitan


 
Risalah dari Prof. DR. Muhammad Badi’, Mursyid Am Ikhwanul Muslimin, 05-01-2012
Penerjemah:
Abu ANaS MA
___________
Segala Puji hanya milik Allah, Tuhan semesta alam, shalawat dan salam atas Rasulullah saw dan orang-orang yang mendukungnya.
Akhlak dan Ilmu adalah dua sisi mata uang
Para ulama sepakat bahwa akhlak merupakan landasan utama secara spiritual untuk kebangkitan suatu umat, neraca pertumbuhan, perkembangan dan kemajuannya. Sedangkan Ilmu adalah landasan utama secara materi untuk sebuah kebangkitan dalam berbagai sisi kehidupan. Oleh karena itu, ilmu tidak mampu secara sendirian memberikan kehidupan kepada manusia jika tidak disertai dengan akhlak dan nilai-nilai mulia. Namun demikian tidak akan berdiri tegak kebangkitan umat ini kecuali dengan hadirnya kedua asas tersebut secara bersamaan, sehingga dapat memberikan kemajuan dengan berbagai kebaikan bagi manusia yang diciptakan untuk meraih kebahagiaan dan kesenangan, serta kehidupan dengan penuh ketenangan dan ketentraman.


Ketika umat ini memiliki keterikatan dengan ilmu dan akhlak, maka akan terbangunlah kemuliaan dan kedudukannya di tengah umat lainnya; karena ilmu dan akhlak seperti saudara kembar; dengan keduanyalah muncul prestasi,  dan dengan keduanya pula terjadi kemajuan. Itulah yang pernah terjadi dan belum pernah di temukan setelahnya dalam sejarah peradaban umat Islam yang agung, yang landasannya adalah ilmu dan akhlak yang bersumber dan memancar dari islam dan seluruh risalah samawiyah; sebagaimana yang pernah disabdakan oleh Nabi saw:
إنما بعثت لأتمِّم مكارم الأخلاق
“Sesungguhnya aku diutus, adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”. (Ahmad)
Sehingga merekapun memiliki keistimewaan dan kreatifitas dalam berbagai medan kerja; keilmuan, etika, sosial, tsaqafah, ekonomi, olah raga, seni dan riset, dan karena itu pula dakwah kepada ilmu sangatlah mulia dan tinggi derajatnya. Allah berfirman:
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”. (Al-Mujadilah:11)
Rasulullah bersabda:
طلب العلم فريضة على كل مسلم ومسلمة
“Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap muslim dan muslimah”
Bahkan Nabi saw menjadikannya (menuntut ilmu) sebagai jalan mudah menuju surga, seperti dalam riwayat Abu Hurairah ra, dia berkata: Rasulullah saw bersabda:
من سلك طريقًا يلتمس فيه علمًا سهَّل الله له طريقًا إلى الجنة
“Barangsiapa yang melintasi jalan yang di dalamnya untuk mencari ilmu niscaya Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga”. (Muslim)
Ilmu juga dapat memajukan kehidupan dan peradaban umat ketika dilandasi dengan akhlak yang mulia. Allah berfirman:
أَفَمَنْ أَسَّسَ بُنْيَانَهُ عَلَى تَقْوَى مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٍ خَيْرٌ أَمْ مَنْ أَسَّسَ بُنْيَانَهُ عَلَى شَفَا جُرُفٍ هَارٍ فَانْهَارَ بِهِ فِي نَارِ جَهَنَّمَ وَاللَّهُ لا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
“Maka Apakah orang-orang yang mendirikan mesjidnya di atas dasar taqwa kepada Allah dan keridhaan-(Nya) itu yang baik, ataukah orang-orang yang mendirikan bangunannya di tepi jurang yang runtuh, lalu bangunannya itu jatuh bersama-sama dengan Dia ke dalam neraka Jahannam. dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang- orang yang zalim”. (At-Taubah:109)
Ilmu dan Akhlak adalah dua pilar Kebangkitan
Kita adalah umat “Iqra” yang hingga sekarang menjadi dustur pertama yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi saw:
إقرأ باسم ربك الذي خلق
“Bacalah dengan nama Tuhanmu yang telah menciptakan” (Al-Alaq:1)
Dan menulis menjadi dustur kedua yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi saw:
ن والقلم وما يسطرون
“Nun, Demi Al-Qalam dan apa yang dituliskan” (Al-Qalam:1)
Sedangkan Akhlak merupakan penyempurna akan dustur tersebt secara realita dan praktek, sebagaimana yang disabdakan Nabi saw:
إنما بعثت لأتمِّم مكارم الأخلاق
“Sesungguhnya aku diutus, adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”.  (Ahmad)
Maksudnya adalah bahwa nilai-nilai mulia dan akhlak merupakan pondasi seluruh risalah samawiyah sebelumnya, karena Rasulullah bersabda: “Untuk menyempurnakan”.
Karena itu ilmu dan akhlak menjadi dua pilar kebangkitan di masa yang akan datang. Dan siapa yang merasa cukup dengan ilmu saja tanpa akhlak maka akan mengakibatkan dirinya menjadi penguasa yang zhalim dan diktator, dan bagi siapa yang memiliki akhlak tanpa ilmu maka dirinya menjadi orang yang lalai, padahal umat Islam yang diutus oleh Allah merupakan umat  yang terbaik ditengah umat manusia, yang tidak mudah dibodohi dan dikuasai; karena kesadarannya pada jalan kebangkitan, dan karena keimanannya serta totalitasnya kepada Allah SWT.
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”. (Ali Imran:110)
Hafizh Ibrahim pernah berkata:
وَالْـِعـلْمُ إِنْ لَــمْ تَـكْـتَنِفُهُ شَـمَائِلُ          تُـعْـلِـيْهِ كَـــانَ مُـطِـيَّةَ الإِخْفَاقِ
لاَ تَـحْـسَبَنَّ الْـعِـلْمَ يَـنْـفَعُ وَحْــدُهُ         مَــا لَمْ يَــتَــوَجَّ رَبـُّــهُ بَــخَـلاَقٍ
 Dan ilmu, jika tidak membentuk pada akhlak # mulia maka akan menjadi sia-sia
Jangan sangka ilmu secara sendirinya akan memberikan manfaat # Jika tidak diiringi oleh pemiliknya akhlak mulia
Dua pilar pembangunan peradaban yang bersih
Begitupula dengan pembangunan peradaban yang bersih harus memiliki dua sayap; sayap ruhi (spiritual) dan sayap materi. Karena itu, dalam membangun peradaban tidak boleh mengabaikan akhlak, hanya memperioritaskan materi yang ingin dicapainya; sehingga akan menjadi peradaban yang tidak memiliki nilai dan bahkan tidak akan mampu terbang sampai pada tujuan yang diinginkan; karena apakah masuk akal -padahal sebab-sebab kebangkitan senantiasa bersama kita- terjadi kemunudran dan keterbelakangan jalan pada umat ini? Sementara itu para cendekiawan banyak mengkaji berbagai sebab yang menghambat umat Islam dalam meniti jalan menuju kebangkitannya. diantaranya adalah:
1. Jauh dari Allah
2. Adanya perpecahan dalam barisan
3. Menyebarnya kebodohan
4. Berkurangnya semangat menuntut ilmu
5. Berpangku tangan dengan kondisi yang merusak (akhlak
6. Tidak berhukum kepada hukum Allah dan syariat-Nya
7. Jumud terhadap era keterbukaan pada setiap kemajuan global
Karena itu hakikatnya adalah
فِالْحِكْمَةُ ضَالَةُ الْمُؤْمِنِ
“Al-Hikmah (ilmu) adalah sesuatu yang hilang dari orang beriman”
Imam Malik bin Nabi berkata:
وَالْعَالِمُ بِحِرْصِهِ عَلىَ الْحَقِيْقَةُ يَصْبَحُ أَخْلاَقًا لاَ يُطِيْقُ الْصَبْرَ عَلَى الْخَطَأِ حَتَّى يُجْرِيَ التَّصْحِيْحَ الْمَطْلُوْبَ عَلَيْهِ
“Orang yang berilmu pada hakikatnya dengan semangatnya yang membara akan menjadikannya memiliki akhlak mulia, lalu tidak memiliki kekuatan untuk sabar terhadap suatu kekeliruan (kesalahan) sehingga senantiasa memberikan pembenaran seperti yang diinginkan atasnya”.
Pilar-pilar suksesnya kebangkitan ilmu dan akhlak
1. Bertitik tolak dari Al-Qur’an dan Sunnah dalam melakukan pembangunan proyek kebangkitan; karena Al-Qur’an dengan hidayahnya akan memberikan gambaran tentang karakteristik kebangkitan dan faktor-faktor kemajuan, sementara Sunnah nabawiyah sebagai teladan yang akan memberikan gambaran karakteristik perubahan dan kebangkitan, yang akan mampu memberikan arahan manusia dalam memberikan solusi berbagai permasalahan, meluruskan akhlak dan mengarahkan harakahnya dan aktivitasnya di bumi, dan dengan sirahnya Nabi saw umat akan memahami akan pondasi dan faktor-faktor kebangkitan, menyingkap berbagai sebab kelemahan, memahami akan manhaj yang benar dalam memimpin  umat menuju tepian yang aman, mengenal apa yang ada di muka bumi tentang berbagai nikmat dan kekayaan Allah yang dianugerahkan kepada seluruh manusia dan berbagai tambahan lainnya yang diberikan kepada orang-orang salih.
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالأرْضِ
“Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi”. (Al-A’raf:96)
2. Arahan dan petunjuk ditengah hakikat Al-Qur’an dan Sunnah kauniyah: Bahwa Al-Qur’an dan bumi adalah dua kitab yang menafsirkan hikmah penciptaan makhluk dan alam semesta, mengungkap berbagai tujuan rabbaniyah dalam memberikan tugas kepada manusia -seluruh manusia- amanah khilafah; karena itu ayat-ayat Allah yang tertulis dan ayat-ayat Allah berserakan di alam berasal dari satu sumber, dan itu merupakan ajakan yang gamblang untuk mengelola potensi dan kekayaan alam menuju realisasi kebangkitan ilmu dan materi; karena allah SWT tidak pernha mensyariatkan berbagai perintah secara sia-sia, dan juga dibuat tidak mengalami perubahan meskipun kondisi manusia mengalami perubahan, karena itu jatuhnya umat dan kebangkitannya, tidak mungin akan sempurna dengan sendirinya melalui pengungkapan sunah kauniyah yang ditakdirkan Allah dalam kehidupan pada berbagai sisinya.
3. Reformasi manusia dan metode pengajaran: Manusia merupakan sumber daya terbesar, jika memenuhi metode pengajaran yang dibangun atas dasar pemahaman dan pendalaman kontribusi kognitif modern, dan perkembangan ilmu baru dalam berbagai dimensi ilmu, karena itu bangsa dan negara dapat mengambil manfaat dari kecerdasan anak bangsanya sendiri daripada harus pergi jauh untuk memberikan pelayanan kepada umat lainnya.
4. Memanfaatkan ilmu untuk memberikan pelayanan kepada manusia dan pembinaan nilai-nilai mulia dalam jiwa: dan inilah yang diinginkan oleh Islam dari ilmu yang bermanfaat, dan inilah kaidah utama untuk sebuah kebangkitan umat secara umum, dan saat ini kita sangat membutuhkannya karena kita sedang berada diambang kebangkitan menuju ilmu yang bermanfaat dalam berbagai lini dan dimensinya, yang mana hal tersebut mengarah kepada perasaan takut dan menuju keumuman pemberian manfaat ke seluruh alam.
5. Mengeksplorasi harta karun dan sumber daya alam yang terdapat di perut bumi umat Islam, seperti yang telah diungkap setiap hari oleh para ulama geografi, geologi dan sejarah, dari para ulama kita yang terkemuka; cucu imam Ar-Razi, Zumakhsyari dan ibnu Haitsan, Ibnu Khaldun, Ibnu Sina, Biruni, yang mana mereka telah mengabdikan diri dalam berbagai bidang; medis, matematika, geografi, fisika, enginering, sebagaimana mereka juga memiliki kelebihan dalam bidang akhlak, nilai dan agama secara bersamaan.
Dengan Semangat dan Cita-cita Mari kita Wujudkan Kebangkitan
Ada beberapa hambatan yang dapat menghalangi kita menuju sebuah kebangkitan ilmu dan akhlak; yaitu eksternal seperti taklid, ketergantungan dan kebodohan;  dan internal seperti kediktatoran, kekacauan dan putus asa. Namun itu semua dapat sirna karena adanya semangat yang tinggi, optimisme, dan harapan, tekun dalam mengawal proyek kebangkitan, dan menampilkan kekuatan umat secara moral dalam mengawali kehidupan Islami dan kebahagiaan umat manusia di dunia.
Imam Syahid Hassan Al-Banna berkata tentang dua pilar ilmu pengetahuan dan moral, dalam rangka menghadirkan proyek islam menuju kebangkitan bangsa: “Umat membutuhkan pengetahuan yang seperti yang dibutukan untuk melakukan penemuan dan kreasi, dan Islam tidak menolak terhadap ilmu pengetahuan, dan menjadikannya sebagai salah satu kewajiban dari kewajiban lainnya”  beliau juga berkata: ”Al-Quran tidak memisahkan antara ilmu dunia (sains) dan ilmu agama, bahkan dianjurkan untuk menguasai keduanya, dan menyatukan ilmu-ilmu alam semesta dalam satu ayat, bahkan memotivasi untuk meraihnya dan menjadikan ilmu sebagai sarana memiliki rasa takut dan jalan untuk mengenal Allah SWT.
Karena itu dalam surat Fathir ayat 27 Allah berfirman:
أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً
“Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit”
hal tersebut menjadi isyarat suatu pergerakan dan pengetahuan tentang astronomi dan tentang menyatukan langit dan bumi. Kemudian Allah berfirman:
فَأَخْرَجْنَا بِهِ ثَمَرَاتٍ مُخْتَلِفًا أَلْوَانُهَا
“Lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya”
yang demikian merupakan isyarat adanya ilmu tentang tumbuhan ( botani), keajaiban dan kimiawi.
وَمِنَ الْجِبَالِ جُدَدٌ بِيضٌ وَحُمْرٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهَا وَغَرَابِيبُ سُودٌ
“Dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat”.
Hal ini mengacu pada geologi dan stratigrafi, peredarannya dan perputarannya.
Dan dalam ayat 28 Allah berfirman:
وَمِنَ النَّاسِ وَالدَّوَابِّ وَالأنْعَامِ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ كَذَلِكَ
“Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya)”.
Sebagai referensi tentang biologi dan hewan dengan berbagai macamnya dari manusia, serangga dan binatang; Apakah Anda pikir bahwa ayat ini menyisakan sedikit tentang ilmu pengetahuan alam. Kemudian Allah menambahkan semua itu, dengan firman-Nya:
إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama”
Lalu beliau berkata tentang pilar akhlak:
“Dan bangsa yang ingin bangkit sangat membutuhkan kepada moral .. moral yang mulia, yang kuat dan kokoh dan jiwa yang mulia serta ambisi yang tinggi; karena mereka akan menghadapi tuntutan era baru tidak dapat dicapai kecuali dengan moralitas yang kuat, yang tulus yang bersumber dari iman yang mendalam, keteguhan yang mantap, pengorbanan yang banyak dan daya tahan yang besar, dan kebebasan publik dan untuk kebebasan berfikir; tidak hanyak untuk dapat mentransfernya pada kreativitas dan inovasi, namun juga dapat merumuskan diri secara penuh pada Islam semata .. yang membuat perbaikan diri dan kesuciannya sebagai pilar keberuntungan..
Allah berfirman:
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا
“Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya”. (As-Syams:9-10)
Dan juga membuat perubahan lembaga umat sebagai renungan atas perubahan moral dan perbaikan diri. Allah berfirman:
إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ
“Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”. (Ar-Ra’ad:11)
Semoga Allah membimbing kita semua menjadi orang yang berilmu dan belajar untuk kebangkitan negeri kita yang tercinta dan umat di dunia, mengangkat derajat kita di tengah seluruh umat, negara dan bangsa.

2 komentar:

  1. Datangnya pertolongan Allah itu disyaratkan adanya pertolongan kita kepada agama-Nya. Bahkan sangat penting para aktivis yang ikhlas itu mengerahkan segala kesungguhan dan daya-upayanya, bahkan untuk melipatgandakan upayanya. Hal itu dibarengi dengan kesanggupan menanggung kesulitan, apapun bentuknya. Mereka harus menghiasi diri dengan kesabaran dan keteguhan dalam kebenaran. Mereka harus berpegang teguh dengan mabda’ (ideologi) Islam dan pada metode Rasul Saw. hingga tercapai yang mereka inginkan.

    BalasHapus
  2. @ annas

    sepakat mas
    subhanwlah komentar yang sungguh dasyat

    Salam jaya untuk indonesia yang lebih baik

    BalasHapus