Selasa, 14 Desember 2010

Anakku


anakku...

Bila ibu boleh memilih Apakah ibu berbadan langsing atau berbadan besar karena mengandungmu

Maka ibu akan memilih mengandungmu

Karena dalam mengandungmu ibu merasakan keajaiban dan kebesaran Allah

Sembilan bulan nak...

Engkau hidup di perut ibu

Engkau ikut kemanapun ibu pergi

Engkau ikut merasakan ketika jantung ibu berdetak karena kebahagiaan

Engkau menendang rahim ibu ketika engkau merasa tidak nyaman, karena ibu kecewa dan berurai air mata



Anakku...

Bila ibu boleh memilih apakah ibu harus operasi caesar, atau ibu harus berjuang melahirkanmu

Maka ibu memilih berjuang melahirkanmu

Karena menunggu dari jam ke jam, menit ke menit kelahiranmu

Adalah seperti menunggu antrian memasuki salah satu pintu surga

Karena kedahsyatan perjuanganmu untuk mencari jalan ke luar ke dunia sangat ibu rasakan

Dan saat itulah kebesaran Allah menyelimuti kita berdua

Malaikat tersenyum diantara peluh dan erangan rasa sakit,

Yang tak pernah bisa ibu ceritakan kepada siapapun



Dan ketika engkau hadir, tangismu memecah dunia

Saat itulah...

Saat paling membahagiakan

Segala sakit & derita sirna melihat dirimu yang merah,

Mendengarkan ayahmu mengumandangkan adzan,

Kalimat syahadat kebesaran Allah dan penetapan hati tentang junjungan kita Rasulullah di telinga mungilmu



Anakku...

Bila ibu boleh memilih apakah ibu berdada indah,

atau harus bangun tengah malam untuk menyusuimu,

Maka ibu memilih menyusuimu,

Karena dengan menyusuimu ibu telah membekali hidupmu dengan tetesan-tetesan dan tegukan tegukan yang sangat berharga

Merasakan kehangatan bibir dan badanmu didada ibu dalam kantuk ibu,

Adalah sebuah rasa luar biasa yang orang lain tidak bisa rasakan



Anakku...

Bila ibu boleh memilih duduk berlama-lama di ruang rapat

Atau duduk di lantai menemanimu menempelkan puzzle

Maka ibu memilih bermain puzzle denganmu



Tetapi anakku...

Hidup memang pilihan...

Jika dengan pilihan ibu, engkau merasa sepi dan merana

Maka maafkanlah nak...

Maafkan ibu... Maafkan ibu...

Percayalah nak,

ibu sedang menyempurnakan puzzle kehidupan kita,

Agar tidak ada satu kepingpun bagian puzzle kehidupan kita yang hilang

Percayalah nak...

Sepi dan ranamu adalah sebagian duka ibu

Percayalah nak...

Engkau adalah selalu menjadi belahan nyawa ibu...

5 komentar:

  1. kereeeeeeeaaaaaaan!!!!!!!!!!!!!!!!!1

    BalasHapus
  2. ni tulisan bikin ane mewek gan.. hiks

    BalasHapus
  3. terimaksih komentarnnya
    plus dua orang yang menyatakan keren dan satu orang menyatakan menarik


    tunguu edisi selanjutnya kawan

    BalasHapus
  4. mirip puisi nya Ratih Sanggarwati... aku punya mp3 nya... mau..?

    BalasHapus
  5. mau sekali

    monggo silahkan di share di blog ini saja ya akhi

    selam silaturahmi

    BalasHapus